Minggu, 12 Juni 2016

Contoh Feature Tentang Inspirator



NENEK TUA TULANG PUNGGUNG KELUARGA
Penting untuk kebutuhan sehari-hari di nafkahkan oleh seorang laki-laki yang kuat dan berjuang keras demi keluarga. pernyataan itu tidak berlaku untuk seorang Rohanah berumur 50 tahun demi menghidupi keluarganya. Tidak mengenal apa pekerjaan yang Ia lakoni dan tidak perduli berapa pengeluaran untuk menhidupi keluarga. Inak Anah (panggilan akrab) memiliki 3 anak namun semuanya sudah memiliki keluarga, dan ada anaknya yang tinggal di kalimantan sedangkan cucunya bersama Inak Anah di Rumah.
Bermodalkan menjual gorengan keliling kampung, keliling Kampus Kota Mataram dari IAIN Mataram, UNRAM, IKIP Mataram sampai gorengan yang Ia jajakan belum habis terjual Ia  tidak mau pulang. Inak Anah setiap pagi harus bangun subuh untuk menyiapkan bahan-bahan pembuatan gorengan, karna tidak ada yang membantunya untuk membuat gorengan. Inak Anah adalah Nenek tua rentan yang masih ingin bekerja keras demi keluarga dan di Dusun kebon talo Kecamatan Selaparang, Kota Mataram Ia singgah dan tempat memadu kasih bersama keluarga.  
Umurnya yang sudah setengah abad tak menghalangi niatnya untuk terus berusaha menafkahi  cucunya. Dia tidak bosan menjalani rutinitas yang sudah lama Ia lakoni. Mulai berangkat keliling menjajakan gorengan hasil buatannya setelah semua gorengan jadi dan dikemas didalam Mika. Mulai berangkat setelah solat zuhur sampai gorengannya habis, terkadang Inak Anah berteduh di bawah pohon  pinggir jalan untuk beristirahat karna jarak yang di tempuh cukup jauh sekitar 5 kilo meter dari tempat tinggalnya. Tak jarang juga Inak Anah mampir ke tiap-tiap kelas kampus, dan terkadang singgah di posko UKM kampus.
Terlihat dari fisik Inak Anah sudah sewajarnya Ia mendapatkan wejangan dari anak-anaknya, air keringatnya mengalir deras dari kening dan membasahi pipi serta kerudung yang Ia kenakan, betapa capeknya keliling Kota Mataram di siang bolong dengan berjalan kaki menjajakan gorengan,’’Begitulah rutinitas saya setiap hari, bangun subuh dan membuat gorengan setelah itu jalan dari Rumah jam 12 siang dan mulai keliling jual gorengan sampai
gorengan ini habis,’’ Ucap Inak Anah sambil mengusap keringatnya. Nenek ini tidak ingin menyusahkan anak-anaknya yang sudah menikah, karna Ia menganggap dirinya masih mampu untuk bekerja, Tidak jarang Inak Anah di berikan uang oleh anaknya namun terkadang ia menolaknya,’’ Mau bagaimana lagi selagi saya masih bisa mencari uang sendiri ya saya harus lakukan, saya melakukan ini juga biar tidak merepotkan anak-anak saya, kadang-kadang dikasih uang sama anak saya , Tapi uang itu tidak cukup untuk makan setiap hari, belum lagi cucu di Rumah banyak , Jadi harus siapkan banyak modal,’’ tuturnya dengan pelan.
Keliling Mataram niat ingin mendapatkan uang untuk menghidupi cucunya di Rumah, dilakukan oleh seorang nenek sudah tidak pantas untuk itu semua, namun Ia tidak mau putus asa, rutinitas itu tetap Ia lakoni meskipun untung yang Ia dapatkan tidak sebanding dengan lelah yang Ia dapatkan,’’ Capek sih jalan kaki keliling Mataram, Tapi mau gimana lagi, Hidup ini kita jalani saja, Saya dapat untung dari jualan gorengan ini paling banyak 50 ribu itu pun kalau rame, Kalau sepi paling-paling 40 ribu ,’’ ungkapnya .
Bagi Inak Anah yang penting kita mau berusaha, bukan hanya berdiam diri di kamar dan menanti uang datang, selagi masih sehat dan kuat apa salahnya kita melakukan apa yang kita bisa, dari aktivitasnya setiap hari menjual gorengan , Inak Anah yakin dan berharap apa yang dilakukannya tersebut tidak sia-sia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar